Keunikan Rumah Gadang, Rumah Adat Minangkabau
Rumah gadang adalah rumah tradisional Minangkabau. Rumah ini tentunya banyak dijumpai di daerah Sumatra Barat. Rumah ini juga dapat disebut sebagang Rumah Godang, Rumah Baanjuang, dan juga Rumah Bagonjong. Ternyata, rumah adat Minangkabau ini memiliki beberapa keunikan lho. Yuk simak penjabarannya di bawah ini.
Table of Contents
Keunikan Rumah Gadang
Bentuk Atap yang Unik
Rumah adat Sumatra Barat ini memiliki ciri yang khas, yakni bentuk atap yang menyerupai bentuk tanduk kerbau. Atap rumah ini terbuat dari ijuk. Bentuk atapnya yang melengkung dan meruncing ke atas biasa disebut gonjong. Hal ini menyebabkan rumah gadang seringkali disebut pula sebagai rumah bagonjong.
Bentuk atap yang runcing menuju ke atas digambarkan seperti harapan untuk mencapai Tuhan. Selain itu atap yang runcing dan lancip memiliki fungsi agar rumah tahan terhadap hujan dan air hujan tidak menggenang di atas atap.
Rumah Gadang Asli Tidak Menggunakan Paku
Rumah tradisional Sumatra Barat yang asli tidak menggunakan paku untuk menyambung kayu-kayu. Rumah ini menggunakan pasak sehingga saat terjadi gempa, rumah ini berayun mengikuti ritme gempa. Penggunaan pasak membuat rumah ini relatif lebih tahan gempa dan tidak mudah roboh lho.
Hanya Boleh Dibangun di Kawasan Sakral
Rumah gadang tidak bisa dibangun di sembarang tempat. Rumah ini harus dibangun di kawasan yang memiliki status Nagari. Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di provinsi Sumatra Barat. Nagari merupakan kesatuan masyarakat hukum adat di Sumatra Barat yang terdiri dari beberapa suku yang memiliki wilayah tertentu dengan batas-batas tertentu.
Rumah Gadang dengan Sistem Matrilineal
Rumah tradisional Sumatra Barat ini menganut sistem matrilineal, yaitu menganut aturan yang mengarah pada perempuan yang menempati rumah tersebut. Jumlah kamar pada rumah adat gadang ditentukan dari banyaknya jumlah perempuan yang menghuni.
Wanita yang telah menikah akan memiliki kamar sendiri untuk ditempati sedangkan wanita yang belum menikah akan tidur bersama di sebuah ruang tidur di ujung rumah adat gadang. Bagi wanita yang lanjut usia dan anak-anak akan tidur di kamar yang berdekatan dengan lokasi dapur berada.
Rumah adat Gadang sering dijadikan sebagai warisan turun temurun dari kepala keluarga wanita kepada generasi penerus wanita selanjutnya sesuai dengan adat Minangkabau.
Dekorasi Cantik di Rumah Gadang
Dinding bagian depan rumah adat gadang memiliki ornamen yang unik dan cantik. Umumnya ornamen ini disusun secara vertikal dan pada bagian belakangnya dilapisi dengan bambu. Motif ukiran yang sering digunakan adalah daun, bunga, buah, dan tumbuh-tumbuhan.
Ternyata, motif ukiran pada rumah adat ini juga memiliki banyak makna sesuai dengan ukiran yang dibuat loh. Ada beberapa jenis ukiran di rumah adat ini, di antaranya adalah;
- Kaluak Paku atau tumbuhan pakis. Ukiran ini melambangkan ajaran “Kaluak paku, kacang balimbiang, anak dipangku, kamanakan dibimbiang” yang berarti anak dan kamanakan (atau keponakan dari saudara perempuan) sama-sama menjadi tanggung jawab lelaki dewasa di Minangkabau.
- Pucuak Rabuang atau rebung. Makna dari motif ini adalah agar hidup seperti bambu. Hidup seperti bambu berarti saat masih tunas, bambu dapat dimasak sedangkan saat tumbuh besar, dia tetap bermanfaat untuk menjadi bahan bangunan.
- Saluak Laka menunjukkan sistem kekeluargaan di Minangkabau.
- Itiak Pulang Patang yang berarti itik pulang di sore hari. Motif ini melambangkan bahwa masyarakat Minang adalah orang yang tertib.
- Si Kambang Manih dan Siriah Gadang atau daun sirih melambangkan keramahtamahan masyarakat Minangkabau.
Rangkiang di Halaman Rumah Gadang
Rangkiang adalah lumbung padi yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk menyimpan padi dari hasil panen mereka. Rangkiang berasal dari kata ruang hyang yang berarti ruang dewi sri yang dikenal sebagai dewi pertanian. Rangkiang dapat melambangkan kesejahteraan ekonomi dan jiwa sosial yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau.
Umumnya rangkiang dibangun dan ditempatkan di halaman rumah gadang. Bentuk atap rangkiang mengikuti atap gadang dan memiliki lantai yang ditinggikan dari atas tanah. Atap dari rangkiang terbuat dari ijuk dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu tanpa memiliki jendela dan pintu.
Pada salah satu dinding singkok atau loteng, terdapat bukaan kecil berbentuk persegi yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk memasukkan padi hasil panen.
Jenis-jenis Rangkiang
Terdapat beberapa jenis rangkiang yang ada di daerah Minangkabau. Meskipun sama-sama berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, akan tetapi masing-masing rangkiang memiliki tujuan penyimpanan yang berbeda.
- Rangkiang Si Bayau-bayau adalah jenis rangkiang dengan tujuan untuk menyimpan padi yang akan digunakan sehari-hari.
- Rangkiang Si Tangguang Lapa adalah jenis rangkiang dengan tujuan untuk menyimpan padi cadangan yang akan digunakan pada musim paceklik.
- Rangkiang Si Tinjau Lauik adalah jenis rangkiang untuk menyimpan padi yang akan dijual. Hasil penjualan padi tersebut digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibuat sendiri.
- Rangkiang Kaciak adalah jenis rangkiang untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk benih dan juga digunakan untuk mengerjakan sawah pada musim selanjutnya.
Begitulah keunikan-keunikan yang terdapat pada rumah gadang. Menarik, bukan? Yuk simak terus inspirasi dan berbagai tips & trick informatif hanya di blog Qhomemart. Jangan lupa berbelanja kebutuhan rumah hanya di Qhomemart, pusat belanja terlengkap.